Analisis Budidaya Akuaponik Ikan dan Nila Sayur Tomat Cabai (Bagian III)
Urban Hidroponik (Karawang) - Bahan baku untuk budidaya ikan sistemakuaponik terdiri dari benih ikan Nila Genetic Male Tilapia ukuran 3 cm (ekor)
sebanyak 9.000 ekor, bibit tomat buah
sebanyak 300 pohon, bibit cabai
sebanyak 200 pohon, dan pakan ikan
(pellet) FF 999 dan Hi-PRO-VITE 781-(1)
Proses Produksi Sistem Akuaponik
Proses budidaya ikan nila sistem akuaponik dilaksanakan di lahan seluas 200 m2 . Benih ikan nila (genetic male tilapia) dipelihara di dalam kolam terpal volume 100 ton dan diberi pakan komersial (FF.999 dan Hi-PROVITE sebanyak 3% dari berat biomassa ikan nila piaraan.Bibit tanaman tomat dan cabai terlebih dahulu disemaikan selama 15-21 hari, lalu dipindahkan dan
ditanam pada masing-masing wadah akuaponik.
ditanam pada masing-masing wadah akuaponik.
Selama masa pemeliharaan, setiap tanaman di wadah akuaponik dialiri air melalui pipa PVC ¾ inci dengan sistem irigasi tetes (drip system) untuk memasok unsur N-nitrat ke setiap tanaman.
Air dari setiap wadah tanaman akuaponik dialirkan kembali ke kolam ikan nila menggunakan pompa.
Bagian 1: Akuaponik
Jenis produk hasil usaha budidaya ikan nila sistem akuaponik terdiri atas ikan nila segar dan sayuran
akuaponik segar (tomat dan cabai) yang dikemas dalam kemasan plastik seberat 300 gram dan 100 gram per kemasan.
Produksi tomat tertinggi didapatkan pada bulan Juli sebanyak 42,3 kg disusul bulan Agustus 106,56 kg
dan pada bulan Oktober mulai menurun yaitu 59,2 kg.
Produksi cabai tertinggi didapatkan pada bulan Juli sebanyak 42,3 kg disusul bulan Agustus 106,56 kg dan pada bulan Oktober mulai menurun yaitu 59,2 kg.
Analisis ekonomi budidaya ikan nila sistem akuaponik hingga Desember 2017 dengan masa 8 bulan kegiatan diperoleh satu kali panen ikan nila dan 20 kali panen sayuran akuaponik.
Berdasarkan saldo kas hasil usaha budidaya ikan nila dan tanaman sistem akuaponik setelah potong pajak dan bahan baku pada bulan Nopember adalah sebesar Rp 42.274.000 Pendapatan bersih usaha ini hingga bulan Desember 2017 masih dapat dibukukan sebesar Rp 36.775.000.
Pengeluaran biaya pakan ikan sangat tinggi yaitu Rp 14.950.000 (62%) dari total pengeluaran untuk biaya bahan baku. Pemasukan dari produk ikan nila hasil budidaya sistem akuaponik sebesar Rp 8.200.000 setelah potong biaya pakan dan biaya lainnya.
Rendahnya keuntungan yang diperoleh dari hasil produksi ikan nila disebabkan faktor
mutu pakan. Pakan yang digunakan
konversinya 1:1,6. Sementara pendapatan usaha dari tanaman sayuran (tomat
dan cabai) selama 4 (empat) bulan
diperoleh sebesar Rp 17.500.000 setelah
dipotong pengeluaran rutin di luar pajak.
Pendapatan tertinggi dari sayuran
akuaponik diperoleh pada tanaman
tomat dan cabai yang nilai jualnya ratarata Rp 5.000 per kemasan 300 gram
dan 100 gram
Pemasaran
Jenis produksi yang diperoleh yaitu ikan, tomat dan cabai. Pemasaran produk hasil budidaya ikan
nila sistem akuaponik yaitu berupa produk ikan nila segar dengan berat 250 gram per ekor, sedangkan produk sayuran (tomat dan Cabai) dipasarkan dalam kemasan 300 gram.
Permintaan pasar lokal untuk produk ikan nila telah mencapai rata-rata 40 ton per bulan, dan baru terpenuhi hanya sekitar 5%, sedangkan permintaan produk sayuran akuaponik (organik) di kota-kota
besar di Indonesia cenderung semakin meningkat.
Harga jual ikan nila segar dari hasil budidaya ikan nila sistem akuaponik rata-rata Rp 25.000 per kg,
sedangkan harga sayuran organik sekitar Rp 5.000 per kemasan (300 gram).
Strategi pemasaran produk budidaya ikan nila dilakukan melalui promosi menggunakan media internet,
WhatsApp dan Brosur. Selain itu dilakukan penawaran langsung ke pedagang lokal. Tanaman sayuran yang dihasilkan dari teknologi akuaponik merupakan produk organik sehingga produk sayuran akuaponik ini memiliki nilai jual yang tinggi.
Adanya pemasukan dari sayuran akuaponik ini meningkatkan hasil usaha ini hingga 60% dari total pendapatan bersih tahun pertaman (Tahun 2017).
Kesimpulan
Produksi ikan nila hasil usaha budidaya ikan nila sistem akuaponik untuk periode Juni - Oktober
adalah 1.209 kg dengan nilai pendapatan bersih Rp 7.200.000.
Produksi tanaman akuaponik selama periode Juli – Nopember 2017 yaitu tomat sebanyak 628 kg (1.200 kemasan) dengan total pemasukan senilai Rp 6.200.000 setelah potong biaya operasional di luar pajak.
Produksi cabai biji sebanyak 201 kg (1.854 kemasan) dengan total pemasukkan senilai Rp 9.500.000 setelah dipotong biaya operasional di luar pajak, sedangkan kangkung hanya memberikan hasil sebesar Rp 1.200.000 setelah potong biaya operasional.
Saldo kas hingga bulan Desember 2017, dapat mencapai sebesar Rp 36.775.000. Untuk efisiensi biaya produksi disarankan menggunakan pakan dari bahan baku “silase”. Budidaya ikan nila sistem akuaponik perlu dikembangkan di masyarakat tani ikan khususnya tani ikan air tawar sebagai teknologi alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Bagian 2: Akuaponik
Referensi
Sumber gambar: walpapperbetter
Sumber tulisan: Jurnal Dedikasi Masyarakat Budidaya Ikan Nila Sistem Akuaponik oleh Nawawi, Sriwahidah, Andi Asdar Jaya.
Tidak ada komentar: