Komposisi Nutrisi Hidroponik AB Mix (Bagian 2)
Masing-masing kelompok nutrisi A dan nutrisi B pada nutrisi AB Mix memiliki komposisi tertentu, yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Garam-garam kimia nutrisi hidroponik, semuanya bersifat anorganis yang merupakan elektrolit, yang bila dilarutkan akan terurai menjadi kation dan anion, sehingga bisa diserap oleh tanaman. Dipilihkan bahan kimia yang mudah didapat, secara umum banyak dipakai, miring harganya, gradenya teknis, tidak terlalu hygroskopis, dan sebaiknya easy to handle.
Angka persen kandungan unsur-unsur utama dinyatakan sebagai N, dan P, K, Ca, Mg, S. Hal ini
harus dibedakan dengan pupuk tabur untuk pertanian konvensional, yang menggunakan sebutan
P2O5, K2O, CaO, MgO, SO2.
Para pelaku hidroponik memerlukan “mental switch” dalam perhitungan membuat formula pupuk hidroponik. Digunakan konsep kerja pekatan/konsentrat A dan B, untuk kemudian disatukan menjadi AB mix. Untuk menjadikannya larutan siap pakai, dilakukan pengenceran 1 : 100.
Sebagai contoh ialah group A, yang terdiri atas 3 komponen, jumlah bobot 1250 g. Group B, yang terdiri atas 4 komponen, jumlah bobot dibuat juga sama, yaitu 1250 g, sehingga jumlah bobot total A + B = 2.500 g.
Nanti semua komponen group A dimasukkan ke dalam kontainer A kapasitas 5 liter dan ditambahi air, hingga volumenya mencapai 5 liter. Hal yang sama diperlakukan terhadap group
B, hingga tercapai pekatan B yang juga 5 liter.
Dalam mempersiapkan larutan siap pakai, maka sediakanlah kontainer yang diisi 1.000 liter air
bersih, dituangi 5 liter pekatan A, diaduk semenit hingga rata, dan ditambahi lagi 5 liter pekatan B, diaduk lagi.
Tersiapkanlah sekitar 1.000 liter larutan siap pakai AB mix, dengan kepekatan sesuai dengan EC (electro conductivity) sekitar 2,5 mS/cm.
Kompisisi Pekatan Nutrisi Hidroponik AB Mix
Sudah diterangkan di atas bahwa pupuk hidroponik AB mix, terdiri atas group A dengan kandungan Ca + +, dan group B dengan kandungan SO4 dan PO4, dan tidak boleh dipertemukan dalam keadaan pekat, karena kekhawatiran terjadinya endapan kalsium sulfat, gips, CaSO4, dan tripple super fosfat, TSP, Ca3(PO4)2.
Kandungan Group A
Kalsium nitrat 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, dan merupakan sumber Ca sebesar 19 %, yang mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman.
Dikandung pula Nnitrat sebesar 14,4 % dan Namonium 1,1 %. Karena kecilnya Namonium, maka kompon ini disebut kalsium nitrat saja, dan kata amonium ditelan, karena ukurannya kecil.
Group A juga mengandung kompon kalium nitrat, KNO3, dengan kandungan K sebesar 38 % dan Nnitrat 13 %.
Group A juga dimuati unsur-unsur mikro esensial, yang sebagian dalam bentuk chelate/kelat, yaitu FeEDTA, MnEDTA, CuEDTA, ZnEDTA, dan asam borat H3BO3, serta Namolybdat, yang terutama berperan sebagai enzym.
Dikandung pula Nnitrat sebesar 14,4 % dan Namonium 1,1 %. Karena kecilnya Namonium, maka kompon ini disebut kalsium nitrat saja, dan kata amonium ditelan, karena ukurannya kecil.
Group A juga mengandung kompon kalium nitrat, KNO3, dengan kandungan K sebesar 38 % dan Nnitrat 13 %.
Group A juga dimuati unsur-unsur mikro esensial, yang sebagian dalam bentuk chelate/kelat, yaitu FeEDTA, MnEDTA, CuEDTA, ZnEDTA, dan asam borat H3BO3, serta Namolybdat, yang terutama berperan sebagai enzym.
Kandungan Group B
Pertama, monokalium phosphat, MKP, KH2PO4, dengan K sebesar 28 % dan P 23 %. MKP ini dapat berperan sebagai buffer, untuk menstabilkan pH pada suatu angka tertentu, dengan bersifat asam dalam kondisi basa, dan bersifat basa dalam kondisi asam.
Kedua, amonium sulfat, ZA (zwavel amonicus, bahasa Belanda), (NH4)2SO4, dengan kandungan Namonium sebesar 21 % dan sulfur S 24 %.
Ketiga, kalium sulfat, ZK, K2SO4, dengan kandunga K 45 % dan sulfur S 18 %. Keempat, ialah magnesium sulfat, garam Inggris, Epsom salt (Inggris), bitterzout (Belanda), bittersalz (Jerman) MgSO4.7H2O.
Kedua, amonium sulfat, ZA (zwavel amonicus, bahasa Belanda), (NH4)2SO4, dengan kandungan Namonium sebesar 21 % dan sulfur S 24 %.
Ketiga, kalium sulfat, ZK, K2SO4, dengan kandunga K 45 % dan sulfur S 18 %. Keempat, ialah magnesium sulfat, garam Inggris, Epsom salt (Inggris), bitterzout (Belanda), bittersalz (Jerman) MgSO4.7H2O.
Nutrisi Hidroponik AB Mix untuk Semua Stadia
Menurut teori, persemaian memerlukan formula yang berbeda dengan masa vegetatif/pertumbuhan dan berdeda pula dengan masa generatif/pembungaan/pembuahan.
Dalam praktek di lapangan, hal ini sulit dilaksanakan, karena lahan berproduksi dan tandon larutan pupuknya hanya sebuah, jadi tidak bisa dibedabedakan.
Diambillah kebijaksanaan untuk menggunakan satu formula saja, dan membedakan kepekatan dan volume pemberiannya untuk stadia-stadia persemaian, vegetatif, dan generatif.
Dalam praktek di lapangan, hal ini sulit dilaksanakan, karena lahan berproduksi dan tandon larutan pupuknya hanya sebuah, jadi tidak bisa dibedabedakan.
Diambillah kebijaksanaan untuk menggunakan satu formula saja, dan membedakan kepekatan dan volume pemberiannya untuk stadia-stadia persemaian, vegetatif, dan generatif.
Misalnya, untuk persemaian digunakan EC 1,0 mS/cm, untuk masa vegetatif 2,0 mS, dan untuk generatif 3,0. Yang dimaksud EC ialah “Electro Conductivity”, pengantaran listrik, dan datuannya untuk berhidroponik ialah mS/cm, karena katoda dan anodanya berjarak 1 cm, sedangkan mS dibacanya milli Siemens, milli berarti seribu, dengan S ditulis dengan huruf besar.
Kalau melakukan fertigasi, misalnya menanam melon pada polybag dengan kapasitas arang sekam 5 liter, dengan sistem irigasi tetes/drip irrigation, ketika kecil aplikasi adalah 2 X 200 = 400 ml/hari; medium besar 3 X 300 = 900 ml/hari; stadia produksi 4 X 300 = 1.200 ml/hari.
Kalau satu tanaman dijadikan dua cabang, maka pada stadia produksi harus 4 X 400 = 1.600 ml/hari. Kalau menggunakan polybag berkapasitas 7 liter arang sekam, diisi 2 tanaman/polybag, satu tanaman diduacabangkan, sehingga ada 4 cabang, maka diperlukan 5 X 400 = 2.000 ml/polybag/hari.
Bagi Anda yang belum membaca bagian 1-nya silakan baca Kompisisi Nutrisi Hidroponik AB Mix (Bagian 1). Sampai ketemu di artikel berikutnya, bersambung ...
Referensi:
Catatan Opa Yos
Sumber gambar: http://crls.unm.edu/assets/img/photo-3.jpg
Bagi Anda yang belum membaca bagian 1-nya silakan baca Kompisisi Nutrisi Hidroponik AB Mix (Bagian 1). Sampai ketemu di artikel berikutnya, bersambung ...
Referensi:
Catatan Opa Yos
Sumber gambar: http://crls.unm.edu/assets/img/photo-3.jpg
Tidak ada komentar: