Akuaponik Mark Sungkar atau BPPTP Jakarta, Mana Lebih Unggul?
Hakikat dari kedua teknik di atas sama saja, memanfaatkan kolam ikan sebagai nutrisi untuk tanaman sehingga tercapai sistem pertanian organik yang sehat, bergizi tinggi dan panen ganda. Perbedaan keduanya hanya terletak pada masalah teknis dan aplikasi.
Memilih Teknik Akuaponik Sederhana untuk Pemula
Bila bicara tentang teknik akuaponik yang lebih unggul tentu harus disesuaikan juga dengan ketepatan dan kegunaan. Bila lahan Anda sempit, hanya sekitar 2m persegi, maka teknik BPPTP lebih unggul ketimbang teknik akuaponik Mark Sungkar.Teknik akuaponik BPPTP Jakarta pada umumnya lebih sesuai untuk diaplikasikan secara portable dan sangat pas diaplikasikan di lahan sempit. Selain itu teknik BPPTP lebih sederhana karena cenderung didominasi oleh teknik media based aquaponic (gravel system).
Sementara teknik akuaponik Mark Sungkar sepertinya agak rumit bila ingin di-portable-kan, selain itu butuh lahan luas karena banyak elemen yang idealnya tidak bisa diringkas. Meskipun demikian teknik akuaponik Mark Sungkar memiliki aplikasi lebih luas, selain bisa diterapkan pada teknik Gravel System juga bisa dipadupadankan dengan teknik hidroponik lain seperti NFT, DFT, Drip System dan sebagainya.
Sekarang kita bicarakan masalah rekayasa amonia, karena kunci keberhasilan akuaponik terletak pada proses penguraian amonia menjadi nitrit-nitrat baik pada teknik BPPTP maupun Mark Sungkar.
Rekayasa Amonia pada Akuaponik BPPTP
Prinsip rekayasa amonia pada akuaponik BPPTP sangat sederhana karena instalasi akuaponiknya lebih banyak memakai Gravel System yang hanya membutuhkan elemen berupa kolam ikan dan growbed (tempat bercocok tanam). Filter amonia berfungsi juga sebagai media tanam, sehingga mekanisme filter menjadi sangat ringkas. Anda hanya perlu bereksperimen dalam mengatur media tanam yang terbaik.
Rekaya Amonia pada Akuaponik Mark Sungkar
Rekaya amonia pada akuaponik Mark Sungkar jauh lebih rumit dikarenakan banyak eleman yang harus disediakan selain kolam ikan dan grow bed, yakni bak kotoran, bak filter, dan bak nutrisi.
Teknik akuapoik Mark Sungkar tidak mengizinkan Anda untuk langsung menyiramkan air kolam ke media tanam. Ada proses panjang yang harus dilewati, yaitu sebagai berikut: Pertama, kotoran ikan dan sisa pakan harus dialirkan ke bak kotoran. Kedua, endapan kotoran dari bak kotoran dialirkan ke bak filter untuk direkayasa. Ketiga, setelah itu air kolam yang sudah direkayasa harus dialirkan ke bak nutrisi. Keempat, dari bak nutrisi barulah air kolam tersebut bisa dibagikan ke semua tanaman.
Catatan: Sistem di atas sudah diringkas, secara teoritis ada satu bak yang sengaja kami lewatkan yakni bak sentral yang berfungsi sebagai pusat (menerima air dari kolam ikan, menerima air dari bak kotoran, menerima air dari bak filter, sekaligus menerima air dari sisa tanaman). Hehehe... Rumit.
Tidak ada komentar: