Kenapa Berkebun Secara Hidroponik, Apa Untung Ruginya?
Singkat cerita, beliau kurang lebih berkata begini, "Untuk apa saya repot-repot berkebun hidroponik, saya bisa kok beli sayur hidroponik di supermarket?" Pertanyaan ini, kemudian menjadi bahan diskusi menarik antara Urban Hidroponik dan beliau terutama tentang untung-rugi berkebun secara hidroponik.
Kendala utama dari dunia pertanian saat ini adalah semakin sempitnya lahan pertanian. Di banyak daerah lahan pertanian dialih-fungsikan menjadi daerah industri, pemukiman, dan sebagainya. Sementara kebutuhan akan hasil pertanian selalu bertumbuh setiap harinya.
Selain itu, kendala lainnya adalah dunia pertanian konvensional dihadapkan pada masalah kesuburan lahan. Petani kesulitan mendapatkan lahan subur yang semakin hari semakin habis dikotori oleh polusi, baik itu berupa sampah maupun limbah cair. Alhasil produk pertanian yang dihasilkan pun tidak begitu menunjang mutu yang sesuai standar kesehatan karena terlalu banyak memakai produk kimia dan sebagainya.
Masih banyak lagi kendala yang terjadi di dunia pertanian kita saat ini, untuk mengatasi semua itu. Pemerintah menyelenggarakan program urban farming, yang bisa diartikan sebagai gerakan berkebun yang memaksimalkan lahan kota sebagai bagian dari basis ketahanan pangan.
Kenapa lahan kota? Karena semakin berkurangnya lahan pertanian di desa-desa, kota harus memiliki peran, salah satunya dengan urban farming. Dan salah satu cara untuk berkebun di kawasan perkotaan adalah dengan memakai teknik hidroponik.
Meskipun hidroponik dirancang untuk berkebun di lahan sempit, aplikasinya tidak dibatasi hanya untuk wilayah urban. Masyarakat di pedesaan pun bisa menerapkan teknik hidroponik untuk berkebun.
Teknik perkebunan secara hidroponik menawarkan banyak keuntungan bagi petani. Pertama, hidroponik tidak memerlukan lahan luas, produk yang dihasilkan 4 kali lebih banyak dari yang dihasilkan bercocok tanam konvensional.
Untuk bisa memproduksi 1kg sawi bila dilakukan secara konvensional, Anda butuh lahan setidaknya Anda butuh lahan sepanjang 2.7m dengan lebar 0.5m (jarak antar tanaman 30cm sebanyak 10 lobang tanam) dengan asumsi 1 tanaman hanya menghailkan 100gram. Sementara dengan hidroponik Anda bisa menghasilkan 1kg sawi hanya dengan memakai lahan 1x0.3 meter memakai teknik vertikultur.
Jumlah produksi pangan secara hidroponik bisa mencapai 4x lebih banyak dari pertanian konvensional. Dari lahan 1x03 meter di atas, Anda bisa berkebun secara vertikal, sehingga luas kebun Anda tidak dibatasi lagi oleh ruang.
Teknik hidroponik cenderung lebih aman, risiko perkebunan yang berhubungan dengan hama dan penyakit lebih minimal. Jika pun terjadi gangguan hama penyakit biasanya tidak variatif, itu pun bila berkebun dilakukan secara benar kemungkinan untuk mengalami serangan hama penyakit sangat minimal.
Produk pangan hasil hidroponik lebih sehat, baik untuk produk itu sendiri maupun lingkungan. Pemakaian pupuk kimia dalam masalah pengendalian hama penyakit sangat jarang digunakan karena sayuran hidroponik jarang terkena penyakit. Sehingga tanaman jauh lebih sehat.
Teknik hidroponik lebih hemat dari segi pemupukan dan nutrisi. Semua nutrisi yang digunakan untuk tanaman tidak akan terbuang karena diserobot gulma atau rumput seperti pada pertanian konvesional. Semua nutrisi yang Anda gunakan hanya akan dihabiskan oleh tanaman hidroponik.
Teknik hidroponik yang mengandalkan air rupanya memiliki jumlah konsumsi air lebih sedikit dibanding metode konvensional. Bahkan, tanaman hidroponik hanya menggunakan 1/10 air dari tanaman yang ditanam di tanah.
Kebun hidroponik tidak lagi dibebani oleh kondisi geografis. Anda bisa berkebun di mana saja tanpa harus dibuat pusing oleh tingkat kesesuaian tanah seperti pada pertanian konvensional.
Dari sekian banyak keuntungan, apa yang kemudian menjadi kekurangan dari pertanian secara hidrponik? Sampai saat ini kendala utama berkebun hidroponik adalah modal yang masih tinggi.
Selain itu, kendala lainnya adalah dunia pertanian konvensional dihadapkan pada masalah kesuburan lahan. Petani kesulitan mendapatkan lahan subur yang semakin hari semakin habis dikotori oleh polusi, baik itu berupa sampah maupun limbah cair. Alhasil produk pertanian yang dihasilkan pun tidak begitu menunjang mutu yang sesuai standar kesehatan karena terlalu banyak memakai produk kimia dan sebagainya.
Masih banyak lagi kendala yang terjadi di dunia pertanian kita saat ini, untuk mengatasi semua itu. Pemerintah menyelenggarakan program urban farming, yang bisa diartikan sebagai gerakan berkebun yang memaksimalkan lahan kota sebagai bagian dari basis ketahanan pangan.
Kenapa lahan kota? Karena semakin berkurangnya lahan pertanian di desa-desa, kota harus memiliki peran, salah satunya dengan urban farming. Dan salah satu cara untuk berkebun di kawasan perkotaan adalah dengan memakai teknik hidroponik.
Meskipun hidroponik dirancang untuk berkebun di lahan sempit, aplikasinya tidak dibatasi hanya untuk wilayah urban. Masyarakat di pedesaan pun bisa menerapkan teknik hidroponik untuk berkebun.
Untung Rugi Berkebun Secara Hidroponik di Kota dan Desa
Berikut ini beberapa alasan kenapa berkebun hidroponik jauh lebih unggul dari pada berkebun secara konvensional.Teknik perkebunan secara hidroponik menawarkan banyak keuntungan bagi petani. Pertama, hidroponik tidak memerlukan lahan luas, produk yang dihasilkan 4 kali lebih banyak dari yang dihasilkan bercocok tanam konvensional.
Untuk bisa memproduksi 1kg sawi bila dilakukan secara konvensional, Anda butuh lahan setidaknya Anda butuh lahan sepanjang 2.7m dengan lebar 0.5m (jarak antar tanaman 30cm sebanyak 10 lobang tanam) dengan asumsi 1 tanaman hanya menghailkan 100gram. Sementara dengan hidroponik Anda bisa menghasilkan 1kg sawi hanya dengan memakai lahan 1x0.3 meter memakai teknik vertikultur.
Jumlah produksi pangan secara hidroponik bisa mencapai 4x lebih banyak dari pertanian konvensional. Dari lahan 1x03 meter di atas, Anda bisa berkebun secara vertikal, sehingga luas kebun Anda tidak dibatasi lagi oleh ruang.
Teknik hidroponik cenderung lebih aman, risiko perkebunan yang berhubungan dengan hama dan penyakit lebih minimal. Jika pun terjadi gangguan hama penyakit biasanya tidak variatif, itu pun bila berkebun dilakukan secara benar kemungkinan untuk mengalami serangan hama penyakit sangat minimal.
Produk pangan hasil hidroponik lebih sehat, baik untuk produk itu sendiri maupun lingkungan. Pemakaian pupuk kimia dalam masalah pengendalian hama penyakit sangat jarang digunakan karena sayuran hidroponik jarang terkena penyakit. Sehingga tanaman jauh lebih sehat.
Teknik hidroponik lebih hemat dari segi pemupukan dan nutrisi. Semua nutrisi yang digunakan untuk tanaman tidak akan terbuang karena diserobot gulma atau rumput seperti pada pertanian konvesional. Semua nutrisi yang Anda gunakan hanya akan dihabiskan oleh tanaman hidroponik.
Sumber: Arielle Solomon
Kebun hidroponik tidak lagi dibebani oleh kondisi geografis. Anda bisa berkebun di mana saja tanpa harus dibuat pusing oleh tingkat kesesuaian tanah seperti pada pertanian konvensional.
Dari sekian banyak keuntungan, apa yang kemudian menjadi kekurangan dari pertanian secara hidrponik? Sampai saat ini kendala utama berkebun hidroponik adalah modal yang masih tinggi.
Tidak ada komentar: